MACAM-MACAM KONFLIK
Dani segi fihak yang tenlibat dalam konflik 
1)  Konflik individu dengan individu
Konflik semacam ini dapat terjadi antara individu pimpinan dengan individu
pimpinan dari berbagai tingkatan. Individu pimpinan dengan individu karyawan maupun antara inbdividu karyawan dengan individu karyawan lainnya.
2)  Konflik individu dengan kelompok
Konflik semacam ini dapat terjadi antara individu pimpinan dengan kelompok ataupun antara individu karyawan dengan kempok pimpinan.
3)  Konflik kelompok dengan kelompok
Ini  bisa  terjadi  antara  kelompok  pimpinan
 dengan  kelompok
 karyawan, kelompok pimpinan dengan
 kelompok  pimpinan yang  lain dalam
 berbagai
tingkatan maupun antara kelompok karyawan dengan
 kelompok karyawan
yang lain.
2.   Dani segi dampak yang timbul
Dari segi dampak yang timbul, konflik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu konflik fungsional dan konflik infungsional. Konflik dikatakan fungsional
apabila dampaknya dapat memberi manfaat atau
keuntungan bagi organisasi, sebaliknya disebut infungsional apabila dampaknya justru merugikan organisasi. Konflik dapat menjadi fungsional apabila
dikelola dan dikendalikan
dengan baik.
Contoh konflik yang fungsional dengan kasus seorang manajer perusahaan yang menghadapi      masalah                        tentang       bagaimana                     mengalokasikan      dana     untuk
meningkatkan 
penjualan  masing-masing  jenis  produk.
 Pada  saat  itu
 setiap produk line berada pada suatu devisi. Salah satu cara pengalokasian mungkin
dengan  memberikan
 dana
 tersebut  kepada 
devisi  yang  bisa mengelola  dana dengan
 efektif  dan  
efisien.  Jadi   devisi 
 yang
 kurang  produktif
 tidak  akan memperoleh       dana       tersebut.    Tentu     saja       di                        sini       timbul         konflik    tentang pengalokasian  dana.  Meskipun  dipandang
 dari  fihak
 devisi  yang  menerima alokasi dana yang kurang, konflik ini dipandang infungsional, tetapi dipandang dari perusahaan secara keseluruhan konflik ini adalah fungsional, karena akan mendorong setiap devisi untuk lebih produktif. Manfaat yang mungkin timbul dari contoh
kasus di atas antara lain :
(1) Para manajer akan menemukan cara yang lebih efisien dalam menggunakan
dana
(2)
Mereka mungkin bisa menemukan cara untuk menghemat biaya
(3) Mereka meningkatkan prestasi masing-masing devisi secara keseluruhan sehingga bisa tersedia dana yang lebih besar untuk mereka semua.
Meskipun demikian, mungkin juga timbul akibat yang tidak fungsional, di mana kerjasama antara kepala devisi menjadi rusak karena konflik ini.
Setiap  konflik,
 baik   fungsional
 maupun  infungsional
 akan  menjadi
 sangat merusak apabila
berlangsung terlalu jauh. Apabila konflik menjadi di luar kendali karena mengalami eskalasi, berbagai perilaku mungkin saja timbul. Pihak-pihak
yang bertentangan akan saling  mencurigai dan bersikap sinis terhadap setiap tindakan
pihak lain. Dengan timbulnya kecurigaan, masing-masing pihak akan menuntut permintaan yang makin berlebihan dari pihak lain. Setiap kegagalan untuk mencapai hal yang diinginkan akan dicari kambing hitam dari pihak lain dan
perilaku pihaknya sendiri akan selalu dibela dan dicarikan pembenarannya, bahkan dengan cara yang emosional dan tidak rasional.
Pada tahap seperti ini
informasi akan ditahan dan diganggu, sehingga apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa terjadi menjadi tidak diketahui. Dan segera bisa muncul usaha untuk menggagalkan
kegiatan yang dilakukan oleh pihak lain. Kegiatan untuk “menang” menjadi        lebih
  dominan            dari              pada       untuk  mencapai           tujuan                 organisasi. Menurut   Heidjrachman   dari   berbagai   penelitian   dan 
 percobaan   ternyata
ditemukan
hasil-hasil yang mirip antara yang satu dengan yang lain situasi, yang timbul akibat adanya konflik, baik konflik yang fungsional  maupun konflik yang infungsional. Di antaranya yang penting 
adalah : (1)Timbulnya kekompakan di antara anggota-anggota
 kelompok  yang mempunyai
 konflik  dengan kelompok
yang lain; (2) Munculnya para pimpinan dari kelompok yang mengalami konflik;
(3)  Ada  gangguan   terhadap
 persepsi  para
 anggota
 atau  kelompok
 yang mengalami  konflik;  (4)  Perbedaan  antara  kelompok  yang
 mengalami
 konflik nampak  
lebih   besar   dari   pada 
 yang   sebenarnya,   sedangkan   perbedaan pendapat antar individu
dalam masing-masing kelompok tampak lebih kecil dari pada yang sebenanya;  (5) Terpilihnya “wakil-wakil” yang kuat dari pihak-pihak
yang mengalami konflik; (6) Timbulnya ketidakmampuan untuk berfikir dan menganalisa permasalahan secara jernih.
